Minggu, 27 September 2009

Ketika Fungsi Bertemu Keindahan


Banyak orang berharap desain produk industri untuk kebutuhan sehari-hari tidak saja memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga indah. Fungsi bakal membuat produk dapat digunakan secara lebih praktis dan efisien. Keindahan bisa menyentuh emosi manusia.
Semangat untuk memenuhi harapan itu terasa sekali dalam pameran desain produk Tupperware Brands Presents An Iconic Showcase di Red Dot Design Museum, Singapura, September 2009-September 2010. Perhelatan yang dibuka pertengahan September lalu itu sekaligus merayakan pencapaian Tupperware atas Red Dot Design Team of the Year 2009. Ini adalah penghargaan bergengsi dalam desain industri internasional yang telah diikuti lebih dari 11.000 peserta dari 60 negara.
Bagaimana Tupperware, perusahaan kemasan makanan yang berkantor pusat di Orlando, Florida, Amerika Serikat, memperoleh pengakuan tersebut? Kembali pada harapan di atas tadi, perusahaan rintisan Earl Silas Tupper sejak tahun 1946 itu memang berkutat untuk menghasilkan produk sehari-hari yang fungsional sekaligus indah.
Cermati saja mangkuk unik bernama Allegra, salah satu produk yang meraih penghargaan Red Dot Design Award 2009. Mangkuk berbentuk setengah bundaran ini dirancang dalam tiga ukuran, yaitu 3,5 liter, 1,5 liter, dan 740 mililiter. Setiap mangkuk dilengkapi dengan penutup yang fleksibel dan rapat.
Mangkuk itu memiliki dua permukaan berbeda. Bagian luar berwarna putih dan agak bertekstur kasar. Bagian dalam berwarna oranye dengan permukaan yang halus dan mengilap.
Secara fungsional, produk dari bahan plastik polypropylene yang kokoh-lentur ini dapat memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangga. Bentuk setengah bundaran memungkinkan produk ini dimanfaatkan untuk menyimpan berbagai jenis makanan. Penutup yang rapat dan kuat membuat makanan tidak merembes keluar dan lebih awet, termasuk saat disimpan di dalam kulkas.
Secara estetika, produk ini juga menarik. Kontras warna putih pada permukaan luar dan oranye pada permukaan dalam mangkuk mewakili hasrat bermain warna dan tekstur yang dinamis. Warna oranye yang cerah-mengilap mencerminkan kesegaran dan kelezatan makanan.
”Mangkuk ini aman dan praktis untuk menyimpan makanan, sayuran, atau buah. Saat bersamaan, mangkuk itu juga pantas untuk menyajikan suguhan yang anggun di atas meja tamu,” kata Nining W Permana, Managing Direktur PT Tupperware Indonesia, yang datang pada pembukaan pameran di Singapura.
Fungsi dan keindahan juga menyatu pada berbagai produk Tupperware lain yang juga dipajang pada pameran itu. Maklum saja, puluhan produk perusahaan ini telah menyabet penghargaan Red Dot Design Award sejak tahun 1992.
Mempermudah
Red Dot Design Award: Design Team of the Year merupakan penghargaan tahunan sejak tahun 1988. Sejumlah perusahaan pernah dianugerahi penghargaan ini. Sebut saja, antara lain Bose (tahun 2008), BMW (2007), LG Electronics (2006), Adidas (2005), Nokia (2003), Apple (2002), Siemes (1995), dan Mercedes-Benz (1994). Berbagai produk khas perusahaan itu dapat kita tengok di ruang pamer Red Dot Museum, mulai dari arloji, mesin pembuat kopi, sepeda, sampai mobil.
Tupperware mencapai penghargaan tahun 2009 karena dianggap memenuhi kebutuhan pengemasan makanan lebih dari 60 tahun. Profesor Dr Peter ZEC, inisiator Red Dot Design Award, menilai, Tupperware konsisten mengembangkan produk-produk fungsional dengan nilai praktis optimal. Desainnya sederhana, tapi cerdik dan punya rancangan khas.
Menurut Christian Skroder, Group President Asia Pacific Tupperware Brands Corporation, berbagai produk perusahaannya telah membantu mempermudah hidup ibu rumah tangga dan keluarga. Dengan berbagai bentuk wadah produk Tupperware, mereka bisa membawa dan menyimpan makanan secara lebih praktis, aman, dan tetap segar. Setiap desain dirancang dengan sungguh-sungguh sesuai keperluan masyarakat.
”Desain Allegra, misalnya, kami rancang lewat penelitian lebih dari setahun. Hasil penelitian itu lalu dibuat model, dicetak, diuji, baru kemudian diproduksi massal,” kata Skroder.
Berbagai produk itu kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk masuk ke Indonesia sekitar tahun 1980-an. Kini, Indonesia adalah pasar terbesar ketiga di Asia Pasifik setelah Australia dan Jepang.
Red Dot
Red Dot merupakan lembaga pemerhati dan pemberi penghargaan desain internasional. Museum Red Dot utama didirikan di Jerman tahun 1955. Museum di Singapura baru diresmikan tahun 2005. Kedua museum itu memamerkan hasil rancangan para peraih Red Dot Design Award di seluruh dunia.
Ken Koo, President of Red Dot Museum Singapore, menjelaskan, Red Dot Award menjadi semacam penilai obyektif sekaligus penguji independen atas desain produk. Penilaian itu menjadi penting ketika berbagai perusahaan mengklaim setiap desain rancangan sebagai yang terbaik. Pemilihan pemenang mempertimbangkan berbagai aspek, seperti faktor ergonomi alias kenyamanan pakai, faktor fungsi, emosi, seni, serta kemungkinan rancangan itu dapat diproduksi massal.
”Penjurian melibatkan para ahli terpilih dari berbagai negara. Tahun 2009 ini, misalnya, anggota tim juri sebanyak 24 orang dari 17 negara. Mereka menilai setiap produk secara bebas, dan penentuan pemenang dilakukan lewat proses perdebatan keras,” kata Ken Koo.
Bagaimana menjaga independensi penjurian? ”Kami bekerja secara obyektif dan tidak menerima sponsor atau bantuan dana dari perusahaan penerima penghargaan,” katanya.
___
Sumber: Ilham Khoiri, "Ketika Fungsi Bertemu Keindahan," Kompas, Minggu 27 September 2009.